Kamis, 27 November 2008

model sosial dan aplikasinya dalam keperawatan jiwa

BAB I

PENDAHULUAN

Dewasa ini perkembangan teknologi semakin meningkat yang mengharuskan manusia untuk mengikuti perkembangan tersebut. Seseorang akan mampu mengikuti perkembangan tersebut apabila dibekali dengan kemampuan individu dan support sistem yang mendukungnya untuk dapat beradaptasi. Hal ini dikaranakan banyaknya stressor yang akan timbul baik lingkungan internal maupun external individu

Seiring dengan semakin tingginya stressor yang dihadapi individu dalam masyarakat, seperti tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup yang semakin kompleks, berdampak pada tingkat stress individu. Kondisi tersebut beresiko tinggi menyebabkan gangguan fisik dan jiwa, sehingga dapat diprediksi angka kesakitan semakin meningkat khususnya gangguan jiwa.

Masalah gangguan jiwa yang terjadi pada individu di masyarakat dapat disebabkan oleh faktor lingkungan khususnya msyarakat itu sendiri dan sosial budayanya. Gangguan jiwa yang disebabkan oleh faktor lingkungan sosial ini dapat berupa isolasi sosial. Isolasi sosial pada individu akan berakibat timbulnya masalah gangguan jiwa yang semakin kompleks seperti halusinasi yang akan beresiko terhadap dirinya sendiri, oranglain dan lingkungannya.

Berkenaan dengan hal tersebut maka perlu dibuat pendekatan yang lebih komprehensif khususnya dibidang keperawatan jiwa agar masalah yang muncul dapat dicegah atau diatasi dengan baik. Oleh karena itu kami tertarik untuk membahas teori yang berkenaan dengan masalah ini.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

Fokus dari model sosial adalah lingkungan sosial. Lingkungan sosial tersebut dapat berakibat terhadap individu dan pengalaman individu dalam hidupnya. Menurut Szass & Caplan dalam Stuart & Laraia (2005), budaya dapat berguna dalam mengartikan gangguan jiwa, terapi dan memastikan masa depan pasien.

Berdasarkan model sosial, kondisi sosial besar pengaruhnya terhadap penyimpangan perilaku. Tingkah laku yang normal pada suatu budaya, kadang bisa jadi eksentrik pada budaya lain. Szass berpendapat bahwa lingkungan sosial dapat menjadi tidak menyenangkan dengan memberikan suatu label untuk gangguan jiwa.

Individu yang diberikan label tersebut biasanya tidak mampu dan menolak untuk menyesuaikan diri dengan norma sosial dan tingkah laku mereka biasanya mengarah untuk mengisolasikan diri. Jika individu tersebut menyesuaikan diri dengan harapan sosial maka mereka akan dipertimbangkan untuk kembali ke komunitasnya.

Menurut Szass setiap individu bertanggungjawab terhadap perilakunya. Dan ia juga mengatakan bahwa penyakit fisik dapat berpengaruh tehadap tingkah laku, tapi bukan secara fisiologis yang menyebabkan terjadinya penyimpangan.

Caplan berpendapat bahwa terdapat model kesehatan masyarakat yang dapat diberikan untuk menjaga kesehatan jiwa yang terdiri dari prevensi primer, sekunder dan tertier. Kurangnya pemahaman tentang penyebab penyimpangan perilaku dapat diatasi dengan tehnik prevensi primer. Berdasarkan model ini profesi yang profesional dan tidak profesional dengan keterampilan konsultasi yang profesional.

Menurut Caplan, situasi sosial dapat menjadi faktor predisposisi dari gangguan jiwa. Situasi tersebut dapat berupa kemiskinan, keluarga yang tidak stabil dan pendidikan yang rendah. Penyimpangan perilaku dalam kehidupan dapat menyebabkan keterbatasan kemampuan untuk mengatasi stress. Individu yang kurang dukungan sosial juga dapat menyebabkan respon koping yang maladaptive.

Terapi yang dianjurkan adalah terapi sosial dan pasien tidak dianjurkan untuk dirawat di rumah sakit. Terapis dianjurkan untuk ke mengunjungi pasien di masyarakat. Dan aktivitas yang dilakukan adalah penyuluhan terhadap kelompok masyarakat dan konseling.

Ketentuan hubungan pasien dan terapis (perawat) adalah terapi akan dapat menolong pasien hanya apabila pasien meminta pertolongan. Pasien datang ke terapis untuk menjelaskan masalahnya dan meminta untuk dibantu menenyelesaikan masalahnya. Pasien juga mempunyai hak menolak intervensi terapeutik yang diberikan. Terapi akan sukses jika pasien puasa dengan perubahan yang terjadi dalam hidupnya. Terapis bersama-sama dengan pasien meningkatkan perubahan. Perubahan tersebut menyangkut membuat rekomendasi tentang arti yang mungkin dari apa elemen penyesuain diri yang efektif, tidak termasuk beberapa elemen yang termasuk dalam paksaan terhadap tindakan di rumah sakit jika pasien tidak setuju dengan rekomendasi yang dianjurkan oleh terapis. Ketentuan dari terapi juga termasuk didalamnya perlindungan pasien dari tuntutan sosial terhadap prilaku kekerasan di lingkungan sosial (Caplan dalam Stuart & Laraia, 2005).

BAB III

PEMBAHASAN

Berdasarkan teori yang dikemukan oleh Szass dan Caplan dalam Model Sosial dapat dilihat bahwa ada keterkaitan antara individu dengan lingkungan sosialnya yang dapat mempengaruhi individu dan pengalaman dalam hidupnya. Menurut Szass & Caplan dalam Stuart & Laraia (2005), budaya juga dapat berguna dalam mengartikan gangguan jiwa, terapi dan memastikan masa depan pasien.

Model sosial ini dapat diaplikasikan dalam keperawatan jiwa khususnya pada saat melakukan pengkajian keperawatan terhadap pasien. Adapun data yang dapat dikaji pada pasien difokuskan pada saat mengkaji faktor predisposisi yaitu faktor sosial budaya yang dapat menjadi faktor resiko timbulnya gangguan jiwa. Selain itu pengkajian tentang faktor presipitasi atau faktor pencetus timbulnya gangguan jiwa khususnya ketika kita mengkaji pada bagian nature, origin yaitu pada lingkungan eksternal.

Model sosial ini juga dapat diaplikasikan pada pelayanan keperawatan khususnya pada tatanan komunitas. Pada model ini perawat memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan sosial, Semua intervensi yang dilakukan melalui kunjungan rumah dan konseling maupun penyuluhan-penyuluhan kesehatan pada pasien maupun masyarakat. Hal ini diharapkan bahwa pasien akan mampu beradaptasi dengan lingkungan dimana dia tinggal.

BAB IV

KESIMPULAN

Model sosial merupakan salah satu contoh model yang dapat dikembangkan dan diaplikasikan dalam tatanan pelayanan keperawatan khususnya keperawatan jiwa. Fokus model sosial ini adalah lingkungan sosial yang dapat berpengaruh terhadap individu dan pengalaman hidupnya.

Aplikasi model sosial ini dapat diterapkan pada proses keperawatan jiwa yaitu pada saat perawat mengkaji pasien dengan gangguan sosial dan saat melakukan tindakan keperawatan. Dengan mengaplikasikan model sosial ini maka diharapkan dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan jiwa.

REFERENSI :

Reed, P.G., Shearer, N.C., and Nicoll, L.H. (2004). Perspectives on Nursing Theory 4 th Ed. Philadelpia : Lippincott

Stuart, G.W. and Laraia, M.T (2005). Principles and practice of psychiatric Nursing 7 th Ed. St. Louis : Mosby

1 komentar:

pasqualedahn mengatakan...

Casinos Near Me - Harrah's Cherokee Casino & Hotel
강원도 출장안마 울산광역 출장안마사천 출장샵 Harrah's Cherokee › › Harrah's Cherokee Casinos Near Me. Find the perfect location 김포 출장샵 to stay at 인천광역 출장샵 or from Harrah's Cherokee Casino & Hotel.